Bagaimana memilih mainan edukasi untuk anak



Mainan Edukasi, Image
Aktivitas anak tidak pernah lepas dari bermain dan permainan. Mulai dari bayi, ketika organ tubuh mulai merespon lingkungan, maka respon terhadap lingkungannya itu adalah merupakan proses bermain. Ketika bayi mulai menatap mata ibu, bercanda, bernyanyi bersama, belajar memegang, kemudian bermain sendiri (soliteir) dengan benda-benda yang berada disekitarnya, saat itulah dia bermain.
Bermain merupakan media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak. Bermain merupakan dunia anak karena menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi mereka. Melalui kegiatan bermain, anak dapat belajar mencapai perkembangan, baik perkembangan fisik, emosi, intelektualitas, maupun jiwa sosialnya. Bermain adalah suatu kebutuhan yang sudah ada (inhernt) dalam diri anak. Dengan bermain, anak dapat belajar mengenai dunianya, mulai dari yang ia ketahui hingga yang tidak diketahui, dan dari yang tidak dapat ia lakukan hingga yang mampu ia lakukan. Inilah yang mendasari terciptanya beragam mainan, sampai kemudian lahirlah mainan dengan label “mainan edukasi”.

Tapi, apa yang membuat mainan edukasi berbeda dengan mainan biasa? Pada dasarnya, mainan ini seperti mainan lainnya, hanya diciptakan dan digunakan oleh anak-anak. Setiap orang dapat menyatakan bahwa mainan pendidikan sebenarnya mainan apapun. Satu-satunya perbedaan yang mereka miliki adalah bagaimana anak-anak melihat mainan ini. Jadi, mainan memberikan fondasi dasar untuk pendidikan anak-anak. Anak-anak melihat mainan, belajar dan memahami mainan. Mereka mulai tahu tentang hal-hal disekitar mereka. Hal-hal fisik di dunia dibawa ke pikiran mereka dalam bentuk mainan. Belajar dengan mainan membuat anak-anak mengingat hal-hal mudah.

Mainan pendidikan berinteraksi dengan otak anak-anak dan merangsang mereka untuk bekerja. Mereka mendukung perkembangan mental dan emosional di dalam anak. Jadi mereka harus dirancang sedemikian rupa sehingga mereka meningkatkan kemampuan seorang anak. Contoh untuk anak usia 3th kebawah blok kayu kecil akan menjadi awal terbaik. Blok mainan dengan warna dan bentuk berbeda membantu untuk belajar, mengenal warna dan bentuk. Begitu mereka belajar, mereka dapat menyesuaikan pola bentuk atau warna dengan mudah.

Setelah mereka bergabung di prasekolah, hal yang sama juga dipelajari. Namun untuk anak-anak usia 4th sampai 8th mulai belajar hal-hal teknis di sekitar mereka. Mereka mulai bermain dengan mainan seperti helikopter, kereta api, mobil, dan lain-lain. Meskipun mainan ini dimaksudkan untuk bermain, tapi anak-anak belajar bagaimana cara kerja mainan itu, dan mendapatkan gambaran yang nyata dalam pikiran mereka. Misalnya blok bangunan, ini mengajarkan mereka untuk membangun rumah dan kendaraan. Mereka mulai membangun rumah mereka sendiri dengan bantuan blok sehingga kreativitas mereka meningkat ke tingkat yang lebih tinggi.

Seorang anak cepat bosan ketika ia melihat kata-kata hanya ditulis didepannya. Inilah sebabnya mengapa seorang anak harus mengenal simbol, gambar, bentuk, dan banyak lagi. Anak belajar perlahan tapi dengan cara yang begitu menarik. Pelajaran harus berpusat pada anak, dengan kata lain, dibuat agar sesuai dengan kebutuhan khusus anak. Jadi pilih alat bantu pembelajaran yang tepat dalam persiapan pendidikan anak yang tepat. Pilih buku dengan kata-kata cetak besar dan gambar hidup. Pilih blok dengan warna cerah. Pilih mainan seperti mobil, pesawat, dan lain-lain, serta jelaskan kegunaan mereka. Anak-anak senang melihat gambar, warna dan bentuk menarik. Mereka lebih termotivasi untuk belajar. Mereka mendapatkan lebih terinspirasi. Mereka mengembangkan pemahaman yang jauh lebih jelas. Anak-anak belajar lebih cepat jika mereka mengerti. Tapi, mereka akhirnya bertanya lebih banyak jika mereka merasa menemukan hal-hal yang rumit.

Jadi, mainan edukasi merupakan alat atau sarana bermain yang memiliki tujuan tertentu, bukan sekedar mainan yang memberikan kesenangan pada anak. Mainan edukasi dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan psikomotorik anak, kemampuan sosial-emosional, atau mengarahkan anak untuk menemukan potensi dan kecerdasan yang dimilikinya. Bukan sekedar bentuk mainan yang bagus, lucu, atau harga yang mahal. Oleh karena itu, untuk anda yang ingin memberikan mainan untuk anak, cermati prinsip-prinsip dasar mainan edukasi dibawah ini:

Mainan mempunyai fungsi multi guna. Mainan tersebut dapat digunakan untuk pengembangan berbagai aspek perkembangan anak. Contoh, mainan dalam bentuk bola tangan warna warni. Bola tangan ini dapat digunakan untuk pengembangan motorik anak, dengan cara anak menggunakannya untuk saling melemparkan bola tersebut. Juga, untuk pengembangan aspek kognitif anak, dengan warna yang terdapat pada bola.

Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak. Aspek keselamatan anak merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian dalam memilih mainan untuk anak. Seperti, bahan kimian untuk cat, atau partikel-partikel kecil yang dapat tertelan anak.

Dapat menumbuhkan kreativitas, menyenangkan bagi anak, menumbuhkan daya khayal dan daya imajinasi, dan dapat digunakan untuk bereksperimen dan bereksplorasi. Alat permainan konstruktif seperti balok-balok kayu merupakan salah satu contoh alat permainan yang cukup menarik dan menantang anak untuk berkreasi.

Dapat digunakan secara individual dan kelompok. Ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan individu anak, juga kemampuan sosial anak.

Sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Tingkat perkembangan anak yang berbeda berpengaruh terhadap jenis permainan. Sebagai contoh, puzel. Tingkat kesulitan dan jumlah kepingan gambar yang harus disusun oleh anak akan berbeda antara preschool dengan taman kanak-kanak. Hal ini disebabkan dari kemampuan yang dimiliki anak pada kedua tingkat tersebut berbeda.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...